Sering kali penat membelenggu akal
Membawa amarah dan gerutu
Hingga berujung sesal
Kerap kali lelah melemahkan
Kebijaksanaan yang telah ada
Hingga luruh keharmonian bersama
Segala tantangan dan rintangan
Menjadi material baru
Membangun rumah bersama
Kau, aku, dan anak-anak nanti
Maaf bila memang kadang ku khilaf
Bukan maksud merendahkan
Atau bahkan mencampakkan
Namun memang aku manusia biasa
Yang setiap waktu bergelut
Dengan segala persoalan
Hati dan akal
Maaf bila memang hingga kini
Masih ada mimpi
Yang dulu ku tawarkan
Belum terbentuk fisiknya
Atau belum seujung kuku terlaksana
Tapi yakinlah
Aku pria pemegang impian
Hingga itu terwujud
Di suatu kala yang tepat
Terima kasih atas jerih keringatmu
Menjaga hatiku
Menata hidupku
Melegakan kekhawatiranku
Terima kasih atas segala kesabaranmu
Mengasihi sepenuh kasih
Mencintai sepenuh cinta
Memaafkan sepenuh jiwa
Melindungi sepenuh tenaga
Segala impian-impian
Yang tengah dibangun perlahan
Yang sudah dirasakan bersama
Terima kasih