Tatkala mengisahkan dia dan hatinya
Saat angin kencang menerpa
Gemuruh badai tak berkesudahan
Pelan dan lemah
Ia kisahkan secuil kisah nafasnya
Dengan bulir-bulir air mata
Menetes pelan tersapu gemericik hujan
Matanya berbicara
Lebih banyak dari bibirnya
Matanya berkisah
Tentang badai dalam sukmanya
Walau hanya sejumput kala
Alam memahami deritanya
Melalui angin bertiup pelan
Tersampaikan sepenggal pesan
Bahwa ia tak perlu resah
Sebab telah hadir sebongkah cinta
Memapahnya dengan penuh ketulusan
Saat dia tengah murka
Ataupun terpojokan sunyi
Cinta kan selalu hadir
Menopang gemetar raganya
Melindungi kerapuhan jiwanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar